Halo Sobat NU Care-Lazisnu Purwakarta!
Alhamdulillah, wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala aalihi wa shohbihi ajma’in.
Kita telah memasuki bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan. Dalam kesempatan ini, Lazisnu Purwakarta akan menghadirkan berbagai artikel seputar keutamaan Ramadhan, hikmah puasa, serta berbagai amalan yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan ibadah di bulan suci ini. Semoga artikel ini membantu kita semua memahami keistimewaan Ramadhan dan menjadikannya lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Ramadhan: Bulan Penuh Hikmah dan Keistimewaan
Ramadhan adalah bulan ke-9 dalam kalender hijriah yang jumlah harinya bisa berbeda setiap tahunnya, yakni 29 atau 30 hari. Seluruh umat Islam diwajibkan menjalankan ibadah puasa, kecuali mereka yang memiliki alasan syar’i untuk tidak berpuasa.
Banyak sekali hikmah yang bisa diperoleh dari bulan ini, mulai dari pahala berpuasa, keutamaan shalat tarawih, hingga kesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Bahkan, dalam tradisi Arab sebelum Islam, bulan Ramadhan sudah dianggap sebagai bulan yang suci dan penuh kedamaian. Nama “Ramadhan” sendiri berasal dari kata yang menggambarkan panas menyengat, melambangkan bagaimana bulan ini dapat membakar dosa-dosa jika kita menjalankan ibadah dengan penuh keimanan.
Dari Abdurrahman bin ‘Aud ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda:
شهررمضان شهركتب هللا عليكم صيامه وسننت لكم قيامه.فمن صامه وقامه ايماناواحتساباخرج من ذنوبه كيوم ولدته امه
“Bulan Ramadhan ialah bulan dimana Allah mewajibkan kepada kalian puasanya, dan aku sunnahkan kepada kalian ibadah malamnya. Maka barang siapa menjalani puasanya dan menggiatkan ibadah malamnya dengan keyakinan dan keikhlasan, niscaya ia kluar dari dosanya seperti pada hari ketika ia dilahirkan oleh ibunya.”(HR. Ibnu Majah dan Al-Baihaqi).
Bulan Diturunkannya Al-Qur’an
Ramadhan adalah bulan istimewa karena pada bulan inilah Al-Qur’an pertama kali diturunkan. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 185 :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.
Menurut Ibnu Katsir rahimahullah, ayat ini menegaskan bahwa Allah memuliakan bulan Ramadhan dengan menjadikannya sebagai waktu turunnya kitab suci-Nya. Tidak hanya Al-Qur’an, tetapi kitab-kitab Allah yang lain juga diturunkan di bulan ini kepada para nabi terdahulu. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 2/179)
Setan Dibelenggu, Pintu Surga Dibuka
Keistimewaan lain dari bulan Ramadhan adalah terbelenggunya setan, sehingga manusia lebih mudah dalam melakukan amal kebaikan. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
”Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Menurut Al-Qodhi ‘Iyadh, hadits ini dapat diartikan sebagai bentuk penghormatan atas kemuliaan Ramadhan. Di bulan ini, Allah memudahkan umat Islam untuk melakukan kebaikan dan menjauhi maksiat, sehingga lebih banyak peluang untuk mendapatkan ampunan dan pahala. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 7/188)
Lailatul Qadar: Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan
Salah satu malam yang paling dinanti di bulan Ramadhan adalah Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Qadr ayat 1-5: ࣖ
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ ١ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ ٢ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ ٣ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ ٤ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ ٥
1.Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar. 2. Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu? 3. Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan. 4. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. 5. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.
Malam ini merupakan malam penuh keberkahan dan ampunan. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah di 10 malam terakhir Ramadhan agar tidak melewatkan kesempatan meraih pahala besar.
Waktu Mustajab untuk Berdoa
Ramadhan juga menjadi salah satu waktu terbaik untuk berdoa. Rasulullah ﷺ bersabda:
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizholimi”. (HR. At Tirmidzi no. 3598. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan)
An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Hadits ini menunjukkan bahwa disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk berdo’a dari awal ia berpuasa hingga akhirnya karena ia dinamakan orang yang berpuasa ketika itu.” (Al Majmu’, 6/375)
An Nawawi rahimahullah mengatakan pula, “Disunnahkan bagi orang yang berpuasa ketika ia dalam keadaan berpuasa untuk berdo’a demi keperluan akhirat dan dunianya, juga pada perkara yang ia sukai serta jangan lupa pula untuk mendoakan kaum muslimin lainnya.” (Al Majmu’, 6/375)
Kesempatan Meraih Keberkahan di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh ampunan, rahmat, dan berkah. Maka, mari kita manfaatkan kesempatan ini dengan memperbanyak ibadah, membaca Al-Qur’an, bersedekah, serta menjaga hati dan lisan dari hal-hal yang tidak bermanfaat.
Semoga Allah memudahkan kita untuk semakin meningkatkan amal ibadah dan memperoleh keberkahan di bulan suci ini. Aamiin.
Marhaban ya Ramadhan!
Reference : Keutamaan Bulan Ramadhan